WWW.LYNDIRA.COM
Visvitalis Rumahku
Tempat ku dididik, tempatku menimba ilmu, tempat dimana aku ditempa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, yang mengajarkan ku apa arti dari kebersamaan, yang memberiku banyak pelajaran, dan menuntun ku untuk menjadi seorang guru yang profesional.
Semoga bisa menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
#Adi Rahman
Descriptive Text (Kerobokan Beach)
Descriptive Text
(Kerobokan Beach)
Makalah Pengajaran Menulis sebagai Stratengi Pembelajaran
Strategi
Pengajaran Menulis
Pendahuluan
Menulis bukanlah sesuatu yang asing bagi
sebagian orang. Bahkan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diakui oleh umum. Pada era
globalisasi dan perkembangan IPTEK yang semakin pesat kegiatan menulis mulai
tidak disukai oleh siswa maupun guru. Dari survei yang pernah dilakukan
terhadap guru bahasa Indonesia (Suparno, 2008),
aspek pelajaran bahasa yang paling tidak disukai guru dan siswa adalah menulis.
Ada beberapa penyebab seseorang tidak
suka menulis, di antaranya (1) karena tidak tahu untuk apa ia menulis, (2)
merasa tidak berbakat dalam menulis, (3) tidak tahu cara menulis. Ketidaksukaan
seseorang dalam menulis tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga,
masyarakat, dan pengalaman pembelajaran menulis di sekolah yang kurang memberi
motivasi dan tidak menarik.
Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
subjek yang diekspresikan secara tertulis. Menurut Slamet (2008) menulis adalah
kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Berpegang pada
kegiatan menulis yang mengharuskan siswa untuk memiliki kemampuan yang bersifat
kompleks maka sangat diperlukan suatu strategi atau cara-cara yang dapat
menggiring siswa untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan kepada siswa agar mereka
mempunyai pengetahuan dan keterampilan menulis adalah strategi pengajaran
menulis. Dalam
menerapkan pengajaran menulis, seorang guru harus mampu mendorong siswanya
untuk memahami, mengingat, menjelajahi, dan memperluas sesuatu yang dipelajari
agar menulis dapat menjadi sebuah sarana untuk membantu dan memperbaiki proses
belajar siswa. Terkait hal tersebut paper ini
akan membahas mengenai pengertian strategi pengajaran menulis,
karakteristik pengajaran menulis, langkah-langkah pengajaran menulis, kelebihan dan kelemahan
pengajaran menulis, dan aplikasi pengajaran menulis dalam pembelajaran kimia.
Pembahasan
Pengertian
Strategi Pengajaran Menulis
Strategi pengajaran menulis berasal dari tiga kata antara lain: strategi, pengajaran,
dan menulis. Untuk mengetahui pengertian strategi pengajaran menulis dapat
ditinjau dari pengertian masing-masing kata tersebut.
Strategi
merupakan usaha untuk memberdayakan logistik yang dimiliki. Strategi ini
identik dengan perang. Biasanya tentara di setiap negara membuat strategi
perang yang berbeda-beda sesuai dengan titik lemah musuh ataupun sesuai dengan
keadaan tentaranya sendiri. Logistik mengacu pada alat-alat maupun bahan-bahan atau sesuatu
yang ada yang dapat
dimanfaatkan sebagai pendukung strategi. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
merupakan suatu cara untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran tertentu.
Pengajaran merupakan upaya pemanfaatan atau penggunaan
ilmu yang didapat untuk meningkatkan keterampilan, bakat, dan potensi yang
dimiliki seseorang untuk menghadapi kemajuan zaman dan sebagai bekal seseorang
bersaing di dalam kehidupan. Menurut Majid (2005), pengajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Dengan kata lain
pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan guru dalam membimbing, membantu,
dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Secara umum,
menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menurut Lindeman (1989),
menulis merupakan proses kompleks yang menuntut seseorang untuk
menganalisis, mengatur dan mengartikulasi, berpikir logika dan tuntas, serta
diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai suatu permasalahan atau subjek yang nantinya
dituangkan dalam bentuk tulisan
Dari pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa strategi pengajaran menulis adalah usaha
yang dilakukan seorang guru dalam
mempersiapkan dan mengorganisasi pengalaman belajar siswa,
dengan menggunakan menulis sebagai bagian terpenting dalam proses belajar.
Karakteristik Pengajaran Menulis
Menulis
sebagai strategi pengajaran memiliki karakteristik yaitu memandang menulis
sebagai sebuah proses dan produk. Sebagai sebuah proses, menulis merupakan
proses berpikir, yang mana dalam kegiatan menulis diawali dengan memikirkan
ide-ide yang relevan untuk ditulis, menghubungkan ide-ide tersebut untuk
dituangkan ke dalam bentuk tulisan yang kohesif dan koheren. Sebagai sebuah
produk, menulis merupakan penuangan gagasan dan pikiran kedalam bentuk
lambang-lambang grafik yang bermakna. Singkatnya, menulis sebagai sebuah produk
adalah kegiatan merekonstruksi pengetahuan ataupun pemahaman penulis yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan.
Dalam melakukan kegiatan menulis
setidaknya terdapat
tiga komponen yang harus diperhatikan oleh siswa, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media
tulisan; (2) penguasaan isi karangan
sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana
merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah
komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan
sebagainya.
Beberapa
bentuk tulisan
meliputi :
a. Eksposisi
Eksposisi
biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha
menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan
kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi
terhadap fakta yang dikemukakan.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran
dengan kata-kata mengenai
suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Penulis deskripsi mengharapkan
pembacanya, dapat ‘melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang
didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’
yang sama dengannnya melalui membaca tulisan yang dibuat penulis. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari observasi melalui panca
indra, yang disampaikan dengan kata-kata.
c. Narasi
Narasi merupakan corak tulisan yang
bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi
tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang
dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya
konflik.
d. Persuasi
Persuasi
adalah karangan yang berisi paparan berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun
eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan
dengan masalah memengaruhi orang lain lewat bahasa tulis.
e. Perbandingan
dan Kontras
Perbandingan
dan kontras adalah karangan yang berisi mengenai pendeskripsian mengenai
persamaan dan perbedaan tentang sesuatu hal.
f. Sebab
dan Akibat
Sebab
dan akibat adalah karangan yang berisi pemaparan mengenai mengapa sesuatu itu dapat terjadi dan
bagaimana dampak atau akibat dari sesuatu tersebut
Langkah-langkah Pengajaran Menulis
Dalam menerapkan pengajaran menulis, terdapat tiga hal yang dapat digunakan
sebagai acuan guru dan siswa dalam mengimplementasikan pengajaran menulis
meliputi:
1.
Pencatatan
Dalam
proses pembelajaran siswa diharapkan untuk membuat catatan mengenai materi pembelajaran,
baik di bawah bimbingan guru langsung atau atas kesadaran siswa sendiri untuk
menulis apa yang mereka anggap penting. Misalnya, siswa membuat catatan kecil pada saat guru menjelaskan. Kebanyakan siswa
malas dan jarang mencatat ketika proses pembelajaran berlangsung. Padahal
membuat catatan saat proses pembelajaran di kelas sangat diperlukan agar siswa
dapat mengingat dan mengembangkan kembali apa yang telah dibahas pada pembelajaran di kelas bersama guru.
Ketika siswa tidak membuat catatan saat proses pembelajaran berlangsung,
maka guru harus mempunyai cara agar siswanya mau mencatat. Guru sebagai
fasilitator hendaknya dapat menyediakan waktu kepada siswa untuk mencatat. Dengan
demikian siswa akan terpaksa untuk mencatat. Jika hal ini dilakukan
terus-menerus maka siswa akan terbiasa mencatat saat proses pembelajaran
walaupun tidak diperintahkan oleh guru. Selain sebagai fasilitator, guru juga
berperan sebagai motivator. Guru harus mampu mendorong siswa untuk menulis. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara meminta siswa menulis tentang berbagai hal
menarik yang siswa temukan, mendorong siswa untuk meninjau kembali tulisan yang
dibuatnya, meyakinkan siswa bahwa kualitas tulisan ditentukan oleh seberapa
baik penulis itu memahami tulisannya sendiri, dan sebagai seorang guru, guru
harus menghargai hasil tulisan siswa baik berupa tulisan pendek maupun panjang.
Membuat catatan saat
proses pembelajaran berlangsung tidak hanya sebatas menyalin apa yang
dituliskan guru di papan tulis, tetapi siswa harus mampu membangun pemahamannya
lewat tulisan yang dibuat. Dalam hal ini guru diharapkan dapat melibatkan siswa
untuk membuat koneksi atau menghubungkan antara pengetahuan yang telah dimiliki
dengan pengetahuan baru yang diberikan sehingga proses pembelajaran yang
terjadi akan bermakna bagi siswa.
2.
Konsolidasi dan Revisi
Konsolidasi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai perbuatan yang memperteguh atau
memperkuat. Jadi dalam menulis, siswa perlu melakukan hal-hal yang dapat
memperkuat pemahamannya mengenai suatu konsep atau ide-ide yang terdapat pada tulisannya.
Guru dapat memfasilitasi siswa dalam memperkuat pemahaman mengenai suatu konsep
yang diajarkan.
Guru
dapat melakukan konsolidasi pemahaman siswa mengenai suatu konsep dengan cara
mengadakan sebuah sesi diskusi ataupun sesi tanya jawab. Siswa dapat menanyakan
konsep yang belum dipahami kepada guru. Guru nantinya menjelaskan konsep yang
ditanyakan siswa sampai siswa mengerti dengan konsep tersebut. Guru juga dapat
mengonsolidasi pemahaman siswa mengenai suatu konsep dengan cara memberikan
pelatihan. Jika hasil pelatihan yang diberikan baik dan sesuai dengan yang
diinginkan, maka guru dapat memperkuat atau memberikan umpan balik terhadap
hasil pelatihan yang sudah sesuai tujuan yang diharapkan. Sedangkan jika hasil pelatihan tidak baik
atau tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam hal ini guru dapat merevisi
hasil pelatihan siswa dan merevisi pemahaman siswa tentang suatu konsep agar
pelaksanaan pelatihan selanjutnya dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Revisi dalam KBBI diartikan sebagai peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk
perbaikan. Dalam menerapkan strategi pengajaran menulis, guru harus melakukan
peninjauan kembali terhadap pemahaman siswa mengenai suatu konsep yang telah
dijelaskan. Agar nantinya siswa tidak hanya sekadar menulis dan menghafal sesuatu yang kemungkinan salah
konsep. Dalam menulis siswa dituntut memahami dan memaknai isi dari tulisannya.
Ketika siswa sudah memahami dan memaknai isi tulisannya maka siswa akan mudah
untuk mengomunikasikan pemahamannya baik secara lisan maupun tulisan. Peran
guru dalam tahap revisi ini adalah guru dapat melakukan peninjauan ataupun
pemeriksaan kembali terkait pemahaman siswa mengenai suatu konsep agar nantinya
terjadi perbaikan pemahaman oleh siswa.
Untuk membuat siswa belajar melalui menulis, guru
harus melatih siswa secara bertahap dalam membuat tulisan.
Hal tersebut dapat dimulai dari meminta siswa untuk melengkapi suatu kalimat. Selanjutnya
siswa diminta untuk membuat suatu paragraf. Hasil dari tulisan siswa dapat
dikonsolidasi dan direvisi oleh guru maupun siswa itu sendiri. Dengan adanya
konsolidasi dan revisi diharapkan siswa memiliki pemahaman yang benar mengenai suatu konsep dan
dapat menuangkan pemahamannya tersebut dalam gaya tulisannya sendiri.
3.
Menulis Jurnal
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang telah
diajarkan, guru dapat menugaskan siswa untuk membuat jurnal. Dalam
KBBI, jurnal merupakan buku catatan harian. Jurnal dapat memiliki bentuk dan tujuan
yang berbeda. Jurnal yang dimaksud dalam langkah-langkah penerapan strategi
pengajaran menulis adalah jurnal belajar. Secara umum jurnal belajar merupakan
wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukkan
bagi peserta didik. Fungsi
jurnal belajar
adalah untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu pelajaran, menghubungkan
pelajaran yang didapat sebelumnya dengan pelajaran yang baru didapat dan
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal membantu siswa dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan
mereka tentang proses belajar yang dialami dan dapat membantu siswa dalam
mengambil kendali dari proses belajar tersebut.
Manfaat
menulis jurnal yaitu
-
Meningkatkan kepercayaan diri siswa
-
Meningkatkan partisipasi dalam
pembelajaran
-
Mendorong siswa untuk menjadi pelajar mandiri
-
Pertumbuhan dokumentasi siswa
Selain manfaat yang
telah disebutkan di atas, jurnal bermanfaat
sebagai
sarana refleksi dalam hal membantu peserta didik untuk memeriksa apa yang
mereka ketahui, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka lakukan, dan mengapa
mereka melakukannya.
Terdapat beberapa jenis pedoman dalam
pembuatan jurnal yaitu
3.1
Jurnal pribadi, dalam jurnal ini siswa dapat menulis apapun yang ia inginkan secara teratur.
Jurnal pribadi yang bisa disebut diary
dapat menjadi cara yang berguna untuk mengenalkan siswa dalam menulis jurnal.
3.2 Jurnal percakapan,
dalam jurnal
ini guru dapat menulis respon terhadap apa yang siswa kemukakan dalam percakapan saat
pembelajaran berlangsung. Hal
ini mungkin membutuhkan waktu
yang lama bagi guru untuk menuliskan respon
siswa saat
pembelajaran di kelas.
Namun dengan adanya situs internet,
guru dapat memanfaatkan
situs tersebut untuk menangani kasus di atas. Misalnya, membuat jurnal belajar online yang dapat ditanggapi baik oleh siswa, guru, maupun masyarakat, dan tidak akan memakan banyak waktu. Namun tetap bisa berbagi pengetahuan melalui tulisan.
3.3 Catatan pelajaran,
mencatat sangat penting dilakukan oleh siswa. Siswa menulis/mencatat tentang apa yang mereka lakukan di dalam kelas.
Mencatat dalam setiap pertemuan pembelajaran akan memudahkan siswa untuk
memahami pelajaran tersebut. Guru harus selalu
membimbing siswa dan menanggapi catatan yang sudah dibuat siswa secara teratur. Agar siswa lebih termotivasi untuk mencatat.
3.4
Catatan membaca, siswa dapat mencatat apa
yang telah mereka baca dan menganalisis
teks/cerita/bacaan tersebut.
3.5
Catatan penulis, siswa merekam apa yang mereka amati dan rasakan (tentang apa yang mereka minati). Selain itu
siswa
juga bisa membuat kliping dari koran, majalah atau internet untuk memberikan stimulus agar meningkatkan
minat siswa untuk menulis. Dengan latihan, siswa akan
dapat fokus pada hal-hal
yang relevan dengan studi mereka.
4.
Penilaian
Penilaian
merupakan suatu tahapan atau langkah yang harus ada dalam proses pembelajaran. Penilaian berfungsi untuk
mengevaluasi sejauh mana ketercapaian suatu proses pembelajaran. Penilaian
dapat berupa penilaian hasil belajar siswa dan penilaian terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam
strategi pengajaran menulis, penilaian hasi belajar dapat dilaksanakan pada akhir bab pembahasan materi. Cara
menilai ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan teks
berupa soal yang harus dijawab oleh siswa secara individu. Selain itu, dalam
penerapan strategi pengajaran menulis guru dapat menilai hasil tulisan siswa
yang berupa jurnal belajar, misalnya portofolio belajar. Hasil penilaian dari
penggunaan teks berupa soal dan portofolio belajar dapat diakumulasikan untuk
mendapatkan nilai siswa.
Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran
Menulis
Kelebihan penerapan
strategi pengajaran menulis antara lain:
1.
Dengan
perkembangan IPTEK semakin pesat, siswa akan lebih dimudahkan dalam menulis. Tulisan
yang dihasilkan dari pemahaman siswa mengenai suatu konsep yang dimiliki, dapat
lebih mudah dipublikasikan kepada khalayak umum. Misalnya tulisan tersebut diunggah
ke blogspot yang ada di internet.
Sehingga tulisan tersebut akan lebih mudah diakses oleh publik. Hal ini akan
memberikan kepuasaan dan kebanggaan tersendiri kepada siswa karena tulisannya dapat
dibaca oleh khalayak umum.
2.
Latihan
menulis yang banyak akan memengaruhi perkembangan pemahaman siswa terhadap
suatu konsep.
3.
Menulis
akan menghasilkan tulisan yang berisi sebuah rekaman mengenai pemahaman yang
dimiliki oleh siswa. Rekaman ini nantinya dapat digunakan oleh siswa dalam
membantu ia belajar lebih banyak.
4.
Dengan
menulis siswa dapat mengekspresikan ide-ide yang mereka miliki melalui sebuah
tulisan yang nantinya dapat dimengerti oleh pembaca.
5.
Menulis
dapat melatih otak siswa untuk berpikir kompleks, kritis, dan kreatif mengenai suatu
hal, serta melatih siswa untuk mengontruksi pengetahuannya agar lebih bermakna.
6.
Menulis
dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa yaitu bahasa tulisan.
Kekurangan dari penerapan strategi pengajaran menulis
antara lain:
1.
Perkembangan
IPTEK yang semakin pesat, menyebabkan siswa malas dalam menulis. Ketika
ditugaskan untuk menulis siswa cenderung memanfaatkan teknologi yang ada secara negatif.
Misalnya, siswa hanya copy and paste tulisan
yang ada di internet tanpa melakukan revisi terlebih dahulu.
2.
Ketika
ditugaskan mencatat, siswa sering menjiplak catatan temannya. Hal ini akan
menyebabkan siswa mengalami pembelajaran
yang tidak bermakna.
3.
Guru
sulit mengontrol siswa ketika siswa diberikan pekerjaan rumah untuk membuat tulisan
mengenai pemahaman siswa terhadap suatu konsep.
Aplikasi Pengajaran Menulis dalam Pembelajaran
Kimia
A. Materi Pelajaran
1.
Konsep reaksi oksidasi –
reduksi
2.
Bilangan oksidasi atom dalam molekul
atau ion
B. Tujuan
Pembelajaran
1.
Menganalisis konsep reaksi
oksidasi-reduksi
2. Menentukan
bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
C.
Strategi
Pengajaran Menulis
D.
Pendekatan Pembelajaran : Induktif
E.
Media, Alat
dan Sumber Belajar
1. Media/alat
Pembelajaran
Video Pembelajaran, LKS
2. Sumber
Belajar
-
Sudarmo, U. 2013. Kimia untuk SMA kelas
X. Surakarta: Erlangga.
-
Suparmin. 2013. Kimia (Peminatan IPA)
untuk SMA dan MA kelas X. Surakarta: Mediatama
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Pembelajaran
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
|
||
Pendahuluan
|
|||||
|
· Mengkondisikan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran (berdoa dan mengecek kehadiran siswa).
· Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
terkait materi yang sudah dipelajari.
· Menyampaikan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
|
·
Siswa berdoa.
· Siswa menjawab pertanyaan guru dengan aktif.
· Mencermati apa yang disampaikan oleh guru.
|
|
||
Kegiatan Inti
|
|||||
Pencatatan
|
·
Guru meminta siswa untuk
membentuk kelompok beranggotakan 3-4 orang.
·
Guru meminta siswa untuk
mengamati video pembelajaran yang akan ditayangkan dan mencatat hal yang
sekiranya dianggap penting oleh siswa.
·
Guru juga menginformasikan bahwa
setelah penayangan video setiap kelompok harus membuat tulisan yang berupa
paragraf eksposisi terkait video yang ditayangkan. Tulisan minimal terdiri
dari 10 kalimat.
·
Guru menayangkan video terkait
konsep reaksi oksidasi-reduksi seperti: ciri-ciri perubahan kimia (reaksi
kimia), misalnya buah (apel, kentang
atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati
karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi.
|
· Siswa
membentuk kelompok.
· Siswa mendengarkan arahan guru.
· Siswa
mengamati video yang ditayangkan oleh guru dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting.
|
|
||
Konsolidasi dan Revisi
|
· Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
dimengerti terkait video yang ditayangkan.
· Guru mempersilahkan setiap kelompok
siswa untuk membuat tulisan.
· Guru meminta kelompok siswa untuk
mempresentasikan tulisannya.
· Guru menyediakan sesi diskusi kepada kelompok .
· Guru melakukan umpan balik baik berupa penguatan maupun
perbaikan terhadap isi tulisan dan sistematika penulisan.
· Guru
juga menjelaskan tentang materi yang diajarkan yaitu konsep reaksi oksidasi –
reduksi dan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
· Guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum
dimengerti.
· Guru
menjawab pertanyaan siswa.
|
· Siswa
bertanya
· Setiap kelompok siswa membuat tulisan.
· Kelompok
siswa presentasi.
· Kelompok siswa berdiskusi terkait topik yang
dipresentasikan oleh kelompok lain.
· Kelompok siswa mendengarkan dan mencatat umpan balik
yang diberikan guru.
· Siswa
mencermati penjelasan guru.
· Siswa
bertanya.
· Siswa
mendengarkan jawaban guru.
|
|||
Menulis Jurnal
|
· Guru meminta kelompok siswa membuat kembali tulisan yang telah diberikan umpan balik oleh guru
· Guru
meminta setiap kelompok mengumpulkan tulisannya.
· Guru
juga memberikan LKS kepada siswa dan meminta setiap siswa menjawab LKS
(Lembar Kerja Siswa) tersebut. Dalam LKS terkandung beberapa pertanyaan yang
bertujuan agar siswa dapat
menganalisis unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami
reduksi, menuliskan persamaan reaksi oksidasi reduksi, menentukan bilangan
oksidasi atom dalam molekul atau ion
· Guru
meminta siswa mengumpulkan tugas menjawab LKS.
· Guru dapat menugaskan kepada setiap siswa untuk menulis rangkuman
hasil pembelajaran dengan topik konsep
reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
di buku catatan mereka.
|
·
Kelompok siswa melakukan yang
diminta oleh guru.
·
Kelompok siswa mengumpulkan
tulisan.
·
Siswa menjawab LKS.
·
Siswa mengumpulkan tugas.
·
Siswa mengerjakan tugas tersebut.
|
|||
Penilaian
|
· Penilaian hasil belajar tidak dilaksanakan setiap kali pertemuan,
guru memberikan teks yang
berisi soal-soal terkait materi, teks ini serupa dengan ulangan yang
dilakukan setiap akhir bab pembahasan.
· Guru dapat menilai tulisan siswa yang dicatat dalam buku catatannya
sebagai nilai tugas..
|
·
Siswa mengikuti ulangan
·
Siswa mengumpulkan buku catatan
|
|||
Penutup
|
|||||
|
·
Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
·
Merencanakan kegiatan tindak
lanjut dengan memberikan tugas latihan
·
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
|
·
Mencermati apa yang disampaikan
oleh guru
·
Mencermati apa yang disampaikan
oleh guru
·
Mencermati apa yang disampaikan
oleh guru
|
|
||
Penutup
Ringkasan
Strategi pengajaran menulis merupakan upaya guru dalam mengorganisasi
pengalaman belajar siswa menggunakan menulis sebagai bagian terpenting dari proses belajar. Dalam menerapkan pengajaran menulis, seorang guru harus
mampu mendorong siswanya untuk memahami, mengingat, menjelajahi, dan memperluas
sesuatu yang dipelajari agar menulis dapat menjadi sebuah sarana untuk membantu
dan memperbaiki proses belajar siswa. Adapun langakah-langkah
pengajaran menulis yaitu pencatatan, konsolidasi dan revisi, menulis jurnal, dan penilaian.
Kelebihan dari strategi pengajaran menulis salah satunya adalah dapat
melatih otak siswa dalam berpikir kompleks, kritis, dan kreatif. Sedangkan kekurangan dari strategi pengajaran menulis yaitu
banyaknya siswa yang masih malas dalam menulis sehingga mereka sering menjiplak
tulisan teman ataupun tulisan dari sumber lain. Strategi pengajaran menulis
salah satunya dapat diterapkan pada pengajaran kimia SMA yaitu dalam membahas konsep reaksi oksidasi
- reduksi,
bilangan atom
dalam molekul
atau ion.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Arti
kata-Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia dalam http://kbbi.web.id.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015
Erna. 2011. Teknik Pengajaran Menulis. Tersedia
dalam http://duniayeniernawati.blogspot.co.id/2011/05/teknik-pengajaran-menulis_18.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015
Herniti. 2012. Analisis Materi dan Strategi Pembelajaran Kemampuan
Menulis. Tersedia dalam http://eningherniti.blogspot.co.id/2012/01/analisis-materi.html. Diakses pada
tanggal 24 Oktober 2015
Killen, Roy. 2007. Effective Teaching Strategy (4th
Ed). Australia: Cengage
Majid. 2014. Konsep dan Teori Pengajaran. Tersedia dalam http://bhoeks-dou-mbozo.blogspot.co.id/2014/05/berbagai-konsep-dan-teori-dalam_11.html?m=1. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015
Sanjaya. 2012. Definisi Strategi Pembelajaran Menurut Para
Ahli. Tersedia dalam http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-strategi-pembelajaran-menurut.html?m=1. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015
Slamet. 2014. Pengertian Menulis Menurut Para Ahli.
Tersedia dalam http://kiatmenjadipenulissukses.blogspot.co.id/2014/06/07-pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html?m=1. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015
Suparno. 2014. Pembelajaran Menulis dengan Strategi
Pemodelan. Tersedia dalam http://kamsahsyahdan.wordpress.com/2010/12/10/Pembelajaran-menulis-dengan-strategi-pemodelan. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015